Surat kepada Kera (1)

Perjalanan Tiga Pagi, Kasur Berpasir, Jum'at, 07/03/14
DGMS

akulah payudara yang mengatung

mematung dalam dekapan buah zakarmu yang bergelantung

aku berjanji menemui tuhan dalam lesung-lesung pipimu yang mesra

juga dalam merdu suara nafasmu yang menggelitik punggungku

aku rindu degupan jantungmu yang membias dengan desah-desah kecilmu

kitalah anak manusia yang telanjang dan mengalaskan diri kepada debu

yang bergesek dan menjepit kaki saling menindih perih

aku tak bisa mendua antara luka dan bahagianya

kita bersenggama dalam nada-nada yang menari

dalam gelap kamu membiru

kita tidak pernah hitam pekat

tapi aku masih ingin terus mencintai pudarmu sayang

yang mengurung tanda-tanda pada setiap serial yang belum juga utuh

berlalu lalang berdialog kepada sebuah pantat yang kesepian

akulah pagi saat matahari belum begitu murung

hendak menyapa dengan ciuman dipojokan bibirmu

aku mencintai seluruh lelahmu

jangan dulu hilang di dalam dimensi

aku masih belum bosan

bersenggama di dalam kotak gelap yang dikepungi asap

dan dipenuhi tarian angin

aku dan kamu

kita akan mencintai dalam kebosanan

dalam kepedihan dan keletihan kita

barangkali kita suka pekerjaan menunggu

tapi aku masih ingin di sini

melihat kenyataan

berdiam di sela ketiakmu.