Doa



tak terasa ini bertahun semenjak Oktober 1961
aku dan kamu tak lagi berpeluk mesra

sayang, aku berusaha mengingat banyak hal
tentang kamu yang bilang bahwa pikiranku sungguh berbahaya
apapun yang kita makan bukan menjadi persoalan
yang berbahaya adalah pikiran
katamu

aku sibuk berusaha membongkar dan membongkar
kenangan yang entah untuk apa
kamu membenci aku dan segala drama yang aku buat
dramatisir sambil melansir
kamu membenci aku dengan segala kejujuranku memaknai sesuatu

kamu membenci aku ketika aku menari dengan sepatu balerina butut
yang setengah ujungnya menganga
sedikit noda akibat desit di lantai kayu Ek.
kamu membenci saat aku mengeluh soal hidup dan soal makan
sedang aku senang menjadi satu-satunya orang yang selalu kamu benci

sayang, remukkanlah hatiku
cobai aku dengan menyusuri palung palung Cappadocia
tidak aku ingat lagi berapa banyak memori yang tersisa?
untuk merasakan cinta
hatiku pilu melihat senyum palsu manusia-manusia
tandaskanlah kepalaku sampai ke Mariana yang tercuram
betapa kita hanya pura-pura belajar
siksalah aku dengan kemarahanmu sayang
agar aku tahu sampai kapan aku bertahan
bahkan dengan segala firman yang aku abaikan
aku tidak lebih baik daripada mereka yang senang mengunjungi kapel
dan tak juga lebih baik dari mereka yang melaksanakan Qisas
betapa aku ingin mendapati diriku mencintaimu
mencinta dengan segala kemurnian cinta
merindukanmu sampai gemetar
hingga ngilu dalam hatiku bergetar
dan seluruh badanku menangis

sayang, tuan
aku tak punya teman
bahkan jika aku sendiri aku masih bisa bertahan
walau dalam seribu kesepian
ada sebuah titik kehangatan saat kamu memelukku
aku tak butuh apa-apa
kita tak pernah butuh apa-apa
aku hanya ingin pulang





Ciputat, 05 Oktober 2015, Pkl. 24.06 WIB